Sabtu, 15 Maret 2025

Dari Pesantren untuk Negeri: Membangun Ulama Cendekia bersama PII Sulteng

 


Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, peran ulama sebagai penjaga moral dan pemimpin umat mengalami tantangan besar. Dunia yang semakin kompleks menuntut para ulama tidak hanya menguasai ilmu agama secara mendalam, tetapi juga memiliki wawasan luas dalam berbagai disiplin ilmu, mulai dari sains, teknologi, sosial, hingga ekonomi. Bagaimana Islam bisa tetap relevan dalam kehidupan modern jika para ulamanya tidak memahami dunia yang terus berubah?

Inilah pertanyaan mendasar yang menjadi latar belakang lahirnya program “PII Masuk Pesantren” yang diinisiasi oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) Sulawesi Tengah (Sulteng). Program ini bertujuan untuk mencetak generasi ulama yang tidak hanya kuat dalam pemahaman keislaman, tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan dan intelektual yang luas. Lebih menarik lagi, program ini juga menjadi proyek perdana dari Pengurus Daerah (PD) PII Tolitoli setelah berhasil dihidupkan kembali pada tahun 2024.

Sebagai organisasi yang telah lama berkiprah dalam dunia pendidikan dan kepemudaan, PII memahami bahwa generasi ulama masa depan tidak cukup hanya memiliki kecakapan dalam ilmu fikih dan tafsir, tetapi juga harus mampu memahami fenomena sosial, menjawab persoalan zaman, serta menawarkan solusi yang relevan bagi umat. Oleh karena itu, program ini didesain untuk menghasilkan ulama yang tidak hanya paham teks, tetapi juga kontekstual dalam memahami realitas kehidupan.

Dengan program ini, PII Sulteng dan PD PII Tolitoli ingin membangun kembali tradisi keilmuan Islam yang progresif dan relevan dengan tantangan zaman. Seperti yang dicontohkan oleh ulama-ulama besar dalam sejarah Islam—mulai dari Ibnu Sina hingga Imam Al-Ghazali—yang tidak hanya mendalami agama, tetapi juga sains, filsafat, dan ilmu sosial. Inilah model ulama cendekia yang ingin diwujudkan oleh PII melalui program ini.

Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum: Membentuk Ulama Berwawasan Luas

Salah satu keunggulan utama dari program ini adalah menggabungkan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum dan keterampilan kepemimpinan. Santri tidak hanya diajarkan untuk memahami kitab kuning dan literatur Islam klasik, tetapi juga diberikan wawasan tentang isu-isu global, seperti ekonomi Islam, teknologi digital, perubahan iklim, hingga diplomasi internasional.

PII Sulteng memahami bahwa Islam adalah agama yang dinamis, yang selalu relevan dengan setiap zaman. Oleh karena itu, program ini berupaya untuk mencetak ulama yang tidak hanya menjadi penjaga nilai-nilai keislaman, tetapi juga menjadi problem solver bagi berbagai tantangan yang dihadapi umat. Para santri dididik untuk berpikir secara kritis dan tidak hanya menerima informasi secara mentah-mentah, tetapi juga mampu menganalisis dan memahami konteks dari setiap permasalahan yang muncul.

Dalam pelaksanaannya, program ini menerapkan pendekatan interdisipliner, di mana santri diberikan pemahaman bahwa Islam bukanlah entitas yang berdiri sendiri, tetapi memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh, ketika membahas konsep ekonomi Islam, santri juga diberikan wawasan tentang bagaimana sistem ekonomi global bekerja, sehingga mereka bisa memberikan solusi berbasis Islam yang tetap relevan dengan kondisi ekonomi saat ini.

Dengan metode ini, santri tidak hanya menjadi ahli agama yang berpegang teguh pada kitab-kitab klasik, tetapi juga menjadi intelektual Muslim yang mampu merespons tantangan zaman dengan perspektif yang lebih luas dan mendalam.

Proyek Perdana PD PII Tolitoli: Langkah Besar dalam Pembinaan Generasi Muslim

Program “PII Masuk Pesantren” juga menandai babak baru dalam perjalanan Pengurus Daerah (PD) PII Tolitoli, yang baru saja dihidupkan kembali pada tahun 2024. Ini bukan sekadar agenda biasa, tetapi sebuah langkah strategis dalam membangun kembali peran PII sebagai wadah kaderisasi pelajar Muslim di Tolitoli.

Sebagai proyek perdana, program ini menjadi simbol kebangkitan PII di Tolitoli. Tidak hanya sekadar menghidupkan organisasi, tetapi juga langsung memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan Islam. Keberhasilan program ini akan menjadi momentum penting dalam memperkuat eksistensi PII di Tolitoli serta membuktikan bahwa organisasi ini mampu memberikan dampak positif bagi umat dan bangsa.

Program ini juga menjadi ajang bagi para kader PII untuk mengasah keterampilan kepemimpinan, manajemen organisasi, dan dakwah di lingkungan pesantren. Dengan terlibat langsung dalam program ini, para kader PII belajar bagaimana membangun komunikasi yang efektif dengan para santri, ulama, dan pihak pesantren, serta bagaimana menyusun program pendidikan yang berbasis nilai-nilai Islam dan kebutuhan zaman.

Bagi PD PII Tolitoli, keberhasilan program ini bukan hanya tentang seberapa banyak santri yang terlibat, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan kader-kader Muslim yang cerdas, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Dari Pesantren untuk Negeri: Membangun Masa Depan Islam yang Cerah

Keberhasilan program “PII Masuk Pesantren” tidak hanya diukur dari banyaknya santri yang lulus, tetapi juga dari sejauh mana mereka bisa berkontribusi bagi umat dan bangsa. Santri yang terdidik dalam program ini diharapkan bisa menjadi penggerak perubahan, baik di dunia pendidikan, sosial, maupun kepemimpinan.

Dengan semangat Dari Pesantren untuk Negeri, program ini menjadi langkah nyata dalam membangun ulama yang bukan hanya cendekia, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kepekaan sosial. Ulama masa depan bukan hanya harus mampu berbicara tentang ajaran Islam, tetapi juga harus bisa memimpin perubahan, membangun peradaban, dan mengarahkan umat ke arah yang lebih baik.

Inilah saatnya pesantren kembali menjadi pusat peradaban Islam yang maju. PII Sulteng dan PD PII Tolitoli telah mengambil peran dalam mewujudkan cita-cita besar ini, dan sekarang giliran kita semua untuk mendukung dan mengawal inisiatif ini agar benar-benar membawa manfaat bagi umat dan bangsa.

Masa depan Islam ada di tangan para pemimpin yang berilmu dan berintegritas. Apakah kita siap untuk mendukung lahirnya generasi ulama cendekia yang akan membawa Islam ke masa kejayaannya kembali?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketika Pandemi Jadi Momentum: Menyatukan Ilmu, Budaya, dan Spiritualitas Lewat Webinar

  Pandemi COVID-19 datang tanpa aba-aba. Mengubah wajah dunia dalam waktu singkat. Membatasi ruang gerak manusia, membekukan banyak aktivita...