Dalam sejarah panjang perjuangan
Pelajar Islam Indonesia (PII), tak terhitung banyaknya kegiatan besar yang
berhasil dilaksanakan meskipun dengan keterbatasan jumlah anggota, minimnya
dana, dan tantangan yang datang dari berbagai arah. Namun, di balik semua
keterbatasan itu, selalu ada satu faktor yang menjadi kunci utama
keberhasilan: pertolongan Allah.
Keajaiban dalam perjuangan PII
bukanlah kebetulan, melainkan buah dari kesungguhan, keikhlasan, dan kepatuhan
pada prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Inilah yang
menjadi fondasi kokoh bagi setiap kader PII dalam menjalankan amanah dakwah dan
pendidikan. Spirit Al-Qur’an bukan hanya sekadar bacaan, tetapi menjadi pedoman
hidup yang nyata dalam setiap langkah perjuangan.
Lalu, bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an
ini menginspirasi dan menggerakkan roda perjuangan PII? Mari kita telaah lebih
dalam.
1.
QS. Muhammad: 7 – Menolong Agama Allah, Allah Akan Menolong Kita
"Wahai orang-orang yang
beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7)
Ayat ini adalah jaminan
dari Allah bahwa siapa pun yang berjuang di jalan-Nya akan mendapatkan
pertolongan yang nyata. Bagi kader PII, ayat ini menjadi sumber kekuatan dan
keyakinan bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia.
Bayangkan situasi ketika panitia
sebuah kegiatan PII harus menghadapi kenyataan bahwa dana yang mereka
miliki hanya cukup untuk konsumsi satu hari, padahal kegiatan
dirancang untuk tiga hari. Dalam keadaan seperti ini, di luar logika manusia,
selalu ada jalan keluar. Bantuan datang dari arah yang tidak disangka—bisa
berupa donasi dari alumni, bantuan dari masyarakat, atau bahkan keberkahan yang
membuat konsumsi tetap cukup meskipun secara hitungan seharusnya tidak
mencukupi.
Fenomena ini bukan hanya sekali dua
kali terjadi. Berulang kali, dalam berbagai kegiatan PII di
daerah-daerah, mukjizat kecil semacam ini terus terjadi. Inilah
bukti nyata bahwa Allah benar-benar menepati janji-Nya kepada mereka yang
bersungguh-sungguh menolong agama-Nya.
Sebagai kader PII, kita sering kali
diuji dengan keterbatasan, tetapi justru dari situlah kita belajar bahwa kekuatan
sejati bukanlah dari jumlah, melainkan dari keyakinan dan keberkahan.
2.
QS. As-Saff: 4 – Kekuatan dalam Kebersamaan
"Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan
mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh." (QS. As-Saff: 4)
Ayat ini mengajarkan bahwa solidaritas
dan kebersamaan adalah faktor utama dalam keberhasilan suatu perjuangan.
Sejarah PII membuktikan bahwa ketika kader-kadernya bekerja dalam satu barisan
yang rapi, semua tantangan bisa diatasi.
Pernah dalam satu kegiatan
pengkaderan, jumlah panitia yang bekerja hanya segelintir, tetapi
tugas yang harus diselesaikan sangat banyak. Ada yang harus mengurus
konsumsi, ada yang harus menyiapkan materi, ada yang harus menangani teknis
acara, dan ada yang harus memastikan peserta tetap antusias.
Namun, karena semangat kebersamaan
dan ukhuwah yang tinggi, semua bisa berjalan dengan baik. Tidak ada yang merasa
lebih tinggi atau lebih rendah. Setiap kader merasa memiliki tanggung jawab
yang sama, sehingga mereka bekerja bukan karena perintah, tetapi karena kesadaran
bahwa ini adalah perjuangan bersama.
Dalam kehidupan kader PII, ada
sebuah prinsip yang selalu dipegang:
"Jika
kamu melihat pekerjaan belum selesai, anggaplah itu tugasmu. Jika kamu melihat
seorang saudaramu kewalahan, anggaplah itu tanggung jawabmu."
Inilah
semangat As-Saff yang membuat perjuangan PII tidak pernah runtuh meski
diterpa badai.
3.
QS. Al-Kahfi: 46 – Keberkahan Lebih Penting daripada Kuantitas
"Harta dan anak-anak adalah
perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (QS.
Al-Kahfi: 46)
Dalam realitasnya, PII sering
menghadapi situasi di mana dana sangat minim, peserta yang hadir tidak sebanyak
yang diharapkan, atau fasilitas yang tersedia sangat terbatas. Namun, di
sinilah keajaiban terjadi:
Kegiatan
tetap sukses bukan karena jumlah yang besar, tetapi karena keberkahan.
Ada kalanya dalam suatu pelatihan
kader, jumlah peserta hanya beberapa orang, tetapi setelah acara
selesai, dari mereka lahirlah pemimpin-pemimpin besar yang
membawa perubahan bagi masyarakat. PII tidak pernah berorientasi pada angka
semata, melainkan pada kualitas dan keberlanjutan perjuangan.
Seorang ulama pernah berkata:
"Bukan
banyaknya orang yang menentukan kemenangan, tetapi besarnya keyakinan di dalam
dada."
PII
membuktikan bahwa satu kader yang memiliki keyakinan kuat jauh lebih
bernilai dibandingkan seribu orang yang hanya ikut-ikutan.
4.
QS. At-Taubah: 105 – Bekerja dengan Ikhlas, Allah yang Menilai
"Dan katakanlah (Muhammad),
'Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya
dan orang-orang mukmin...'" (QS. At-Taubah: 105)
Ayat ini mengajarkan bahwa setiap
kerja keras yang dilakukan tidak akan pernah luput dari pengawasan
Allah. Inilah yang membuat kader PII selalu berusaha dengan
sungguh-sungguh, meskipun tidak ada yang melihat atau memberikan penghargaan.
Banyak kader yang bekerja siang dan
malam untuk mempersiapkan suatu acara, tetapi namanya tidak disebut di
panggung kehormatan. Namun, mereka tidak kecewa, karena mereka yakin
bahwa Allah melihat usaha mereka.
Ada pula alumni PII yang setelah
bertahun-tahun berjuang di organisasi ini, akhirnya menjadi pemimpin di
berbagai bidang—baik sebagai akademisi, politisi, ulama, maupun aktivis sosial.
Mereka tidak mengharapkan balasan duniawi dari perjuangan mereka di PII, tetapi
Allah tetap membalasnya dengan jalan hidup yang penuh berkah.Bekerja dengan
ikhlas adalah prinsip utama dalam PII, karena kita percaya bahwa penghargaan
sejati bukanlah dari manusia, tetapi dari Allah.
Kesimpulan:
Kunci Keberhasilan PII dalam Perjuangan
Dari pengalaman dan prinsip-prinsip
yang dipegang teguh oleh PII, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa
diambil:
Ø
Keikhlasan
dalam berjuang adalah kunci utama.
Ø
Solidaritas
dan kebersamaan membuat perjuangan lebih ringan.
Ø
Keberkahan
lebih penting daripada jumlah atau dana yang besar.
Ø
Ikhtiar
dan tawakal harus berjalan beriringan.
Ø
Allah
selalu menolong mereka yang menolong agama-Nya.
PII bukan hanya organisasi,
tetapi sekolah kehidupan. Di dalamnya, kader belajar tentang makna
perjuangan, ketulusan, dan arti sesungguhnya dari pengabdian kepada umat.
Dengan spirit Al-Qur’an, PII terus bergerak, bukan hanya untuk hari ini, tetapi
juga untuk masa depan umat dan bangsa.
Semoga Allah selalu memberikan
keberkahan dan pertolongan kepada setiap kader PII dalam setiap langkah
perjuangan. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar