Sabtu, 01 Maret 2025

PII Tolitoli: Dari Kejayaan dan Kemunduran, Bangkit Menuju Harapan Baru


Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan organisasi yang telah menorehkan jejak panjang dalam pembentukan karakter, kepemimpinan, dan wawasan keislaman bagi pelajar di Indonesia. Di berbagai daerah, PII bukan sekedar organisasi, namun menjadi rumah bagi para pelajar untuk tumbuh dan berkembang dalam bingkai Islam. Salah satu daerah yang pernah merasakan kejayaan PII adalah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Di masa keemasannya, PII Tolitoli bukan sekadar organisasi pelajar biasa. Ia menjadi pusat gerakan intelektual, spiritual, dan sosial bagi pelajar Muslim di daerah ini. Setiap tahunnya, lebih dari 1.000 kader baru lahir dari berbagai sekolah, menciptakan ekosistem kepemimpinan yang kokoh dan regenerasi yang berkelanjutan. Namun, seiring berjalannya waktu, konflik internal mulai merongrong organisasi ini. Perbedaan tampilan dan lemahnya sistem pelatihan membuat PII Tolitoli mulai kehilangan arah, hingga akhirnya mengalami kevakuman total pada tahun 2010 .

Meski begitu, semangat untuk menghidupkan kembali PII di Tolitoli tidak pernah benar-benar mati. Tahun 2024 menjadi titik balik kebangkitan organisasi ini, dipelopori oleh para alumni yang pernah merasakan manfaat besar dari PII. Dengan strategi yang lebih matang dan komitmen yang lebih kuat, mereka merancang kebangkitan PII dengan langkah-langkah yang lebih terstruktur. Bukan sekedar menghidupkan kembali, tetapi memastikan bahwa PII Tolitoli akan tetap eksis dan berkembang untuk generasi mendatang.

Sebagai langkah strategis, pada bulan Ramadhan tahun 2025, PW PII Sulawesi Tengah akan menyelenggarakan Batra di SMK 1 Tolitoli pada 7–13 Maret 2025 . Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Keluarga Besar PII Tolitoli, yang dipimpin oleh Kanda Hamdani Achmad, S.Pd, serta para alumni PII Tolitoli yang kini berada di luar daerah. Dengan peserta sebanyak 527 orang, Batra ini menjadi momentum emas untuk membentuk kembali Pengurus Daerah (PD) PII Tolitoli. Harapannya, ini akan menjadi awal dari kebangkitan yang lebih besar, dengan sistem kaderisasi yang lebih kokoh dan pembinaan yang lebih berkelanjutan.

Masa Kejayaan PII Tolitoli

Bayangkan sebuah organisasi pelajar yang begitu hidup, dengan kader-kader yang penuh semangat menghadiri setiap pengajian, diskusi, dan kegiatan sosial. Itulah gambaran PII Tolitoli di masa kejayaannya pada awal tahun 2000-an . Organisasi ini tidak hanya menjadi wadah belajar dan berorganisasi, tetapi juga pusat pergerakan pelajar yang mampu memberikan dampak luas bagi masyarakat.

Dari tahun 2003 hingga 2009, PII Tolitoli mencapai puncak kejayaanSMA Negeri di Tolitoli menjadi penyumbang kader terbanyak, sementara kader-kader dari sekolah lain ikut aktif dalam setiap kegiatan. Pada masa itu, lebih dari 1.000 kader baru lahir setiap tahunnya, menciptakan kepemimpinan ekosistem yang berkelanjutan.

Kegiatan PII Tolitoli berjalan secara sistematis dan terstruktur , mencakup:

1.    Pra Batra setiap Sabtu–Minggu → sebagai tahap awal pengenalan dan pelatihan bagi calon kader.

2.    Batra saat libur semester dan bulan puasa → pelatihan intensif yang mencetak kader-kader tangguh, siap berkontribusi di masyarakat.

3.    Pengajian dan Ta'lim mingguan → Memperkuat ruhiyah dan pemahaman Islam kader.

4.    Tabligh Akbar, Dialog Pelajar, dan Simposium → menjadi ajang kaderisasi intelektual serta membangun kesadaran sosial.

5.    Students Camp → kegiatan outdoor yang memadukan pelatihan kepemimpinan dan spiritualitas dalam suasana alam terbuka.

PII tidak hanya melahirkan pemimpin, tetapi juga membentuk karakter para pelajar. Alumni PII Tolitoli banyak yang kini berkiprah sebagai akademisi, aktivis, pemimpin daerah, dan profesional di berbagai bidang. Mereka membawa nilai-nilai yang ditanamkan PII dalam setiap langkah kehidupannya.

Kemunduran dan Vakumnya PII Tolitoli

Namun, kejayaan itu perlahan memudar. Sejak tahun 2008, PII Tolitoli mulai mengalami rendering, yang berpuncak pada kevakuman total pada tahun 2010 .

Apa yang terjadi?

1.    Konflik internal di kepengurusan daerah → Perbedaan pandangan dalam kepemimpinan menyebabkan disharmoni, sehingga roda organisasi melambat.

2.    Minimnya regenerasi dan pendampingan → Pengurus daerah yang telah lulus SMA tidak memiliki pengganti yang siap mengambil kepemimpinan estafet.

3.    Isu sektarian Sunni-Syiah → Perdebatan teologis mulai merambah ke internal organisasi, menciptakan polarisasi yang memperlemah kebersamaan.

Sejak saat itu, berbagai upaya kebangkitan telah dilakukan, namun selalu menghadapi kendala:

1.    2010–2015, beberapa kali Pra Batra di STM Tolitoli, tetapi gagal mencapai tahap pembentukan pengurus daerah.

2.    2016, sukses menggelar Batra di MAN Tolitoli, namun tanpa tindak lanjut yang solid, kader-kader kembali tidak aktif.

3.    2018, PD PII Tolitoli kembali terbentuk dan sempat aktif beberapa waktu, tetapi kaderisasi kembali terhenti karena pengurusnya merantau ke luar kota.

Ketiadaan pendampingan dari PW PII Sulawesi Tengah menjadi salah satu penyebab utama kevakuman PII Tolitoli selama bertahun-tahun.

Kebangkitan dan Harapan Baru untuk PII Tolitoli

Kini, di tahun 2024, harapan itu kembali menyala. Para alumni PII yang pernah merasakan manfaat besar dari organisasi ini berinisiatif untuk menghidupkan kembali PII Tolitoli.

Dipimpin oleh Mirza, Sardah, dan Andi Nur Syamsu, mereka menyusun strategi untuk memastikan kebangkitan PII kali ini lebih terarah dan berkelanjutan. Roadmap kebangkitan PII Tolitoli dimulai dengan:

1.    Pra Batra di SMA 1, MAN, dan SMK Tolitoli → tahap awal pembentukan kader baru.

2.    Batra di SMK 1 Tolitoli (7–13 Maret 2025) → dengan peserta 527 orang, menjadi momentum besar dalam sejarah PII Tolitoli.

3.    Pembentukan kembali Pengurus Daerah PII Tolitoli → memastikan keinginan organisasi dengan kepemimpinan yang lebih solid.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Keluarga Besar PII Tolitoli, Kanda Hamdani Achmad, S.Pd, dan alumni PII di luar daerah . Kali ini, kebangkitan PII Tolitoli bukan sekedar euforia sesaat, namun benar-benar sebuah pergerakan yang terencana.

Kesimpulan: PII Tolitoli, Bangkit untuk Masa Depan

Kebangkitan PII Tolitoli bukan sekedar mengenang kejayaan masa lalu, namun membangun masa depan baru bagi pelajar Muslim di Tolitoli .

Dengan strategi yang lebih matang, dukungan alumni yang kuat, serta sistem kaderisasi yang berkelanjutan, PII Tolitoli siap kembali menjadi organisasi yang melahirkan generasi pemimpin masa depan.

 

Ini bukan akhir, tapi awal dari perjuangan baruSaatnya PII Tolitoli bangkit dan kembali menjadi wadah perjuangan bagi pelajar Muslim!

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkebun di Pekarangan Rumah: Hemat, Sehat, dan Menyenangkan

Hidup di era modern membuat banyak orang terjebak dalam rutinitas yang padat dan tekanan yang tak kunjung usai. Di tengah segala kesibukan, ...