Pertemuan Tak Terduga di
Tengah Keramaian
Tidak ada yang
bisa menebak bagaimana cinta akan datang. Terkadang ia hadir dalam bentuk
kejutan kecil, di tempat yang tidak terduga. Begitulah awal kisah kami.
Tahun 2012, di
salah satu mal di Makassar, seorang sahabat memperkenalkan kami. Saat itu, kami
hanya dua orang asing yang bertemu dalam percakapan singkat. Tidak ada kesan
mendalam, tidak ada firasat bahwa pertemuan itu akan mengubah hidup kami. Kami
berbincang seadanya, lalu kembali ke kehidupan masing-masing. Aku kembali ke
Palu, dan dia ke Malili, Sulawesi Selatan.
Namun, takdir
punya caranya sendiri untuk mempertemukan kembali dua hati yang seharusnya
bersama. Dari sekadar perkenalan biasa, komunikasi kami mulai berlanjut.
Awalnya, hanya percakapan ringan, bertukar kabar sesekali. Tapi perlahan, ada
sesuatu yang tumbuh di antara kami—sebuah keterikatan yang tidak mudah
dijelaskan.
Menjalani 7 Tahun LDR: Cinta
yang Diuji Jarak dan Waktu
Menjalani
hubungan jarak jauh (LDR) bukanlah hal yang mudah. Kami tinggal di kota yang
berbeda, dengan kesibukan masing-masing. Aku di Palu, dia di Malili. Jarak yang
memisahkan membuat kami harus lebih mengandalkan komunikasi.
Di era ketika
video call dan internet belum secepat sekarang, kami mengandalkan pesan dan
telepon untuk tetap terhubung. Ada masa-masa sulit ketika perbedaan waktu dan
kesibukan membuat komunikasi kami terbatas. Ada momen di mana keraguan
muncul—apakah hubungan ini bisa bertahan? Apakah kami benar-benar ditakdirkan
untuk bersama?
Namun, selama
tujuh tahun itu, satu hal yang selalu kami pegang: keyakinan. Kami percaya
bahwa cinta bukan hanya tentang kehadiran fisik, tetapi tentang bagaimana dua
orang tetap saling mendukung meskipun terpisah oleh jarak. Setiap percakapan,
setiap pesan yang dikirimkan di tengah kesibukan, adalah bukti bahwa kami masih
saling peduli.
Aku
melanjutkan studi S2 di IPB pada tahun 2014, yang semakin memperpanjang jarak
di antara kami. Tapi justru di titik ini, hubungan kami semakin diuji dan
semakin kuat. Kami belajar untuk lebih sabar, lebih memahami satu sama lain,
dan lebih menghargai setiap momen kecil yang bisa kami bagikan.
Titik Balik: Memutuskan untuk
Bersama Selamanya
Tahun demi
tahun berlalu. Kami sudah terlalu lama hidup dengan jarak di antara kami. Kami
sadar, jika terus menunda, mungkin akan semakin sulit untuk benar-benar
bersama.
Tahun 2019,
kami akhirnya mengambil keputusan besar: menikah. Itu bukan keputusan yang
diambil dalam satu malam, tetapi hasil dari tujuh tahun perjalanan panjang,
penuh perjuangan, rindu, dan ketidakpastian.
Pernikahan
kami bukan hanya tentang menyatukan dua hati, tetapi juga tentang menyatukan
dua kehidupan yang telah lama berjalan di jalurnya masing-masing. Kami tahu
bahwa pernikahan bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari perjalanan
yang lebih menantang.
Hidup Setelah Menikah:
Merangkai Mimpi Bersama
Setelah
menikah, kehidupan kami memasuki babak baru. Kami harus beradaptasi, bukan
hanya dengan kebiasaan masing-masing, tetapi juga dengan realitas kehidupan
rumah tangga.
Kami tinggal
sementara di rumah orang tuaku. Itu bukan rencana awal kami, tetapi dalam
hidup, tidak semua hal bisa berjalan sesuai skenario yang kita buat. Kami harus
lebih sabar, lebih bijak dalam mengatur keuangan, dan lebih memahami satu sama
lain.
Ada hari-hari
di mana aku merasa khawatir—apakah aku bisa memberi kehidupan yang cukup baik
untuknya? Apakah aku bisa menjadi suami yang diharapkannya? Tapi di saat-saat
seperti itu, dia selalu menunjukkan bahwa yang terpenting bukan seberapa banyak
yang kami miliki, melainkan bagaimana kami bisa bertahan dan membangun masa
depan bersama.
Cinta yang Ditemukan Kembali
Setiap Hari
Jika melihat
ke belakang, aku sadar bahwa perjalanan ini adalah bagian dari takdir yang
telah disusun dengan begitu rapi. Dari pertemuan singkat di Makassar, ke tujuh
tahun LDR yang penuh rindu, hingga akhirnya menikah dan memulai hidup bersama.
Cinta kami
bukanlah cerita yang sempurna, bukan kisah dongeng tanpa rintangan. Kami
memiliki perbedaan, kami pernah meragukan arah, kami mengalami jatuh bangun.
Tapi di balik semua itu, kami selalu kembali pada satu hal: keputusan untuk
tetap bersama.
Kami mungkin
tidak pernah benar-benar mencari satu sama lain pada awalnya, tetapi pada
akhirnya, kami ditemukan oleh cinta. Dan itu jauh lebih berharga dari apa pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar